Translate

Sabtu, 25 September 2010

Cepot Tatarucingan

-> Cepot Tatarucingan - 1
-> Cepot Tatarucingan - 2
-> Cepot Tatarucingan - 3
-> Cepot Tatarucingan - 4
-> Cepot Tatarucingan - 5

Cepot Cawokah

-> Cepot Cawokah - 1
-> Cepot Cawokah - 2
-> Cepot Cawokah - 3
-> Cepot Cawokah - 4
-> Cepot Cawokah - 5

Lagu Sunda Darso

-> Darso - Kabogoh Jauh
-> Darso - Mawar Bodas
-> Darso - Demi Anjeun
-> Darso - Ulah Ceurik
-> Darso - Amparan Sajadah
-> Darso - Duriat
-> Darso - Dadali Manting
-> Darso - Kahayang Keukeuh
-> Darso - Panganten Anyar
-> Darso - Situ Patenggang
-> Darso - Gupay Katresna
-> Darso - Mega Sutra Pantai Carita
-> Darso - Tanjung Baru
-> Darso - Cang Cing Cong

Lagu Sunda Kustian

-> Kustian - Budak Jalanan
-> Kustian - Ema
-> Kustian - Yatim Piatu
-> Kustian - Budak Tunggara
-> Kustian - Marake HP
-> Kustian - Prihatin
-> Kustian - Kolot Modern
-> Kustian - Desa Jadi Kota
-> Kustian - Budak Angon
-> Kustian - Mugi Hawatos
-> Kustian - Kuda Renggong
-> Kustian - Di Ajar Sabar
-> Kustian - Hiburan
-> Kustian - Bapa
-> Kustian - Mending Ngelehan

Lagu Sunda Barakatak

-> Barakatak - Santri Ngimpen Jorok
-> Barakatak - Buta Hejo
-> Barakatak - Bandung Bergoyang
-> Barakatak - Buka Bukaan
-> Barakatak - Jurig
-> Barakatak - Sisindiran
-> Barakatak - Teu Nafsu
-> Barakatak - Cikopi jeung Bala bala
-> Barakatak - Maju 3X
-> Barakatak - Unjang Anjing
-> Barakatak - Eneng
-> Barakatak - ABG
-> Barakatak - Gadis Baliku
-> Barakatak - Kurudung Gaul
-> Barakatak - Abok
-> Barakatak - Nini Nini Import
-> Barakatak - Kabita

Cangehgar

-> Cangehgar - A
-> Cangehgar - B
-> Cangehgar - C
-> Cangehgar - D
-> Cangehgar - E
-> Cangehgar - F
-> Cangehgar - G
-> Cangehgar - H
-> Cangehgar - I
-> Cangehgar - J
-> Cangehgar - K
-> Cangehgar - L
-> Cangehgar - M
-> Cangehgar - N
-> Cangehgar - O
-> Cangehgar - P
-> Cangehgar - Q
-> Cangehgar - R
-> Cangehgar - S
-> Cangehgar - T
-> Cangehgar - U
-> Cangehgar - V
-> Cangehgar - W
-> Cangehgar - X
-> Cangehgar - Y
-> Cangehgar - Z

Sumber : manuskripkesunyian.wordpress.com

Lagu Nining Maida

-> Nining Maida - Hariring Kuring
-> Nining Maida - Jalir Jangji
-> Nining Maida - Kalangkang Anjeun
-> Nining Maida - Bajing Luncat
-> Nining Maida - Hanjakal
-> Nining Maida - Mungguhing
-> Nining Maida - Janji Pasini
-> Nining Maida - Mojang Priangan
-> Nining Maida - Geter Kadeudeuh
-> Nining Maida - Eta Socana

Lagu Doel Sumbang

-> Doel Sumbang - Arti kehidupan
-> Doel Sumbang - Bulan Batu Hiu
-> Doel Sumbang - Somse
-> Doel Sumbang - Ceu Romlah
-> Doel Sumbang - Kondom
-> Doel Sumbang - Pangandaran
-> Doel Sumbang - Aku Tidak Sinting
-> Doel Sumbang - Urang Sunda
-> Doel Sumbang - Ema
-> Doel Sumbang - Ai
-> Doel Sumbang - Awewe Sapi Daging
-> Doel Sumbang - Entin Bogoh Rustam
-> Doel Sumbang - Mumun
-> Doel Sumbang - Jurig Butut
-> Doel Sumbang - Jawara Banci
-> Doel Sumbang - Polisi Noban
-> Doel Sumbang - Tuturut Munding
-> Doel Sumbang - Lebaran Lebaran
-> Doel Sumbang - Idul Fitri
-> Doel Sumbang - Sono Ka Kodim

Sejarah Sunda

Sejarah Sunda (130 – 1579 M)
  • Purwacarita
    Pengertian sejarah secara tradisi adalah beberapa kisah dongeng, legenda, babad, tambo dll. Sesungguhnya hal itu berada dibawah disiplin ilmu sastra, sedangkan sejarah, pembuktiannya harus berdasarkan disiplin ilmu : filologi (ilmu yang mempelajari naskah kuna), epigrafi (ilmu yang mempelajari aksara prasasti), arkeologi (ilmu yang mempelajari artefak-artefak peninggalan sejarah), dan geografi (ilmu yang mempelajari permukaan bumi).
    Karya sastra bisa diuji dan dikaji oleh disiplin ilmu sejarah sejauh karya sastra yang bernilai sejarah itu dapat menunjang temuan sejarah itu sendiri. Sebaliknya hasil penelitian sejarah dapat disusun menjadi karya sastra yang sering kita sebut roman sejarah. Naskah Pangeran Wangsakerta, menurut Edi S. Ekadjati dan menurut Ayat Rohaedi, adalah naskah sejarah. Sistematika dan pengungkapannya sudah dalam bentuk sejarah, menggunakan referensi atau sumber-sumber tertulis lainnya.
  • Purwayuga
    Sejarah Sunda dimulai dari masa Purwayuga (jaman purba) atau dari masa Nirleka (silam), yang terbagi atas :
    • Prathama Purwayuga (jaman purba pertama), dengan kehidupan manusia hewan Satwapurusa, antara 1 jt s.d. 600 rb th silam
    • Dwitiya Purwayuga (jaman purba kedua), dengan kehidupan manusia yaksa, antara 500 rb sampai 300 rb tahun silam
    • Tritiya Purwayuga (jaman purba ketiga), dengan kehidupan manusia kerdil (wamana purusa), antara 50 rb sampai 25 rb tahu silam.
  • Dukuh Pulasari Pandeglang
    • menurut naskah Pangeran Wangsakerta, kehidupan masyarakat Sunda pertama di pesisir barat ujung pulau Jawa, yaitu pesisir Pandeglang. Dipimpin oleh seorang kepala suku (panghulu) Aki Tirem Sang Aki Luhur Mulya. Sistem religi mereka adalah Pitarapuja, yaitu pemuja roh leluhur, dengan bukti sejumlah menhir seperti Sanghiyang Dengdek, Sanghiyang Heuleut, Batu Goong, Batu Cihanjuran, Batu Lingga Banjar, Batu Parigi, dll. Refleksi dukuh Pulasari dapat kita lihat di kehidupan masyarakat Sunda Kanekes (Baduy).
  • Salakanagara
    • Putri Aki Tirem yaitu Pohaci Larasati, menikah dengan seorang duta niaga dari Palawa (India Selatan) bernama Dewawarman. Ketika Aki Tirem wafat, Dewawarman menggantikannya sebagai penghulu dukuh Pulasari.
    • Dewawarman mengembangkan Dukuh Pulasari hingga menjadi kerajaan corak Hindu pertama di Nusantara, yang kemudian diberi nama Salakanagara. Salaka berarti Perak dan Nagara berarti negara atau negeri. Oleh ahli dari Yunani, Claudius Ptolomeus, Salakanagara dicatat sebagai Argyre. Dalam berita China dinasti Han, tercatat pula bahwa raja Yehtiao bernama Tiao-Pien mengirimkan duta keChina tahun 132 M. menurut Ayat Rohaedi, Tiao berarti Dewa, dan Pien berarti Warman.
    • Salakanagara didirikan tahun 130 M, dengan raja pertamanya Dewawarman I dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Haji Rakja Gpura Sagara. memerintah hingga tahun 168 M. Wilayahnya meliputi propinsi banten sekarang ditambah Agrabintapura (Gunung Padang Cianjur) dan Apuynusa (Krakatau).
    • Raja Terakhir (ke-8) Dewawarman VIII bergelar Prabu Darmawirya Dewawarman (348-363 M).
  • Tarumanagara
    • Didirikan oleh Jayasingawarman pada 358 M dengan nobat Jayasingawarman Gurudarmapurusa.
    • Penerusnya adalah Purnawarman yang memindahkan pusat pemerintahan dari Jayasingapura (mungkin Jasinga) ke tepi kali Gomati (bekasi) yang diberi nama Sundapura (kota Sunda), bergelar Harimau Tarumanagara (Wyagraha ning tarumanagara), dan disebut pula Sang Purandara Saktipurusa (manusia sakti penghancur benteng) dan juga Panji Segala Raja. Sedangkan nama nobatnya adalah Sri Maharaja Purnawarman Sang Iswara Digwijaya Bhimaparakrama Suryamahapurusa Jagatpati.
    • Raja terakhir Sang Linggawarman sebagai raja ke-12
  • Kerajaan Sunda
    • Tarumanagara dirubah namanya menjadi Kerajaan Sunda oleh Tarusbawa, penerus Linggawarman. Akibatnya belahan timur Tarumanagara dengan batas sungai Citarum memerdekakan diri menjadi Kerajaan Galuh
      Kerajaan Sunda berlangsung hingga tahun 1482 M, dengan 34 raja.
    • Prabu Maharaja Linggabuana dinobatkan menjadi raja di kerajaan Sunda pada 22 februari 1350 M. Ia gugur bersama putrinya, Citraresmi, dalam tragedi Palagan Bubat akibat ulah Mahapatih Gajahmada. Peristiwa itu terjadi pada 4 September 1357 M.
    • Mahaprabu Niskala Wastu Kancana menggantikan posisi Linggabuana pada usia 9 tahun. Dia membuat Prasasti Kawali di Sanghiyang Linggahiyang atau Astana Gede Kawali. Dia juga yang membuat filsafat hidup :” Tanjeur na Juritan, Jaya di Buana” (unggul dalam perang, lama hidup di dunia).
    • Wastukancana memerintah selama 103 tahun 6 bulan dan 15 hari dalam keadaan damai.
    • Sri Baduga Maharaja adalah putra Prabu Dewa Niskala, cucu dari Prabu Wastukancana. Ia adalah pemersatu kerajaan Sunda, ketika Galuh kembali terpisah. Kerajaan ini lebih dikenal dengan sebutan Pajajaran. Dialah raja pertama yang mengadakan perjanjian dengan bangsa Eropa, yaitu Portugis. Ia berkuasa dari tahun 1482 s.d. 1521M.
  • Kerajaan Galuh
    • Pendirinya adalah Prabu Wretikandayun pada 612 M.
    • Prabu Sanjaya Harisdarma. Ia disebut Taraju Jawadwipa, dan sempat menjadi Maharaja di tiga kerajaan : Kalingga – Galuh – Sunda.
    • Sang Manarah yang dalam dongeng disebut Ciung Wanara. Ia putera Prabu Premana Dikusumah dari Naganingrum.
  • Kerajaan Pajajaran
    • Pajajaran adalah sebutan pengganti atas bersatunya kerajaan Galuh dengan kerajaan Sunda, yang dipegang oleh satu penguasa : Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran atau Sri Sang Ratu Dewata.
    • Penggantinya adalah Prabu Sanghyang Surawisesa, yang berkuasa di belahan barat Jawa barat, karena di sebelah timur sudah berdiri kerajaan Islam Pakungwati Cirebon, yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana atau Haji Abdullah Iman. Dia adalah putra sulung Sri Baduga Maharaja dari Subanglarang yang beragama Islam. Subanglarang adalah murid Syekh Quro Hasanudin Pura Dalem Karawang.
    • Tahta kerajaan Pajajaran berlangsung turun-temurun : Ratu Dewata; Ratu Sakti, Prabu Nilakendra dan yang terakhir Prabu Ragamulya Suryakancana.
    • Di pihak Cirebon sendiri, putera Susuhunan Jati Cirebon, yaitu Pangeran Sabakingkin, telah berhasil mendirikan kerajaan bercorak Islam Surasowan Wahanten (Banten) dan melakukan beberapa kali penyerbuan ke Pajajaran.
    • Pakuan Pajajaran direbut dan dimusnahkan oleh Maulana Yusuf, putra Maulana Hasanudin.
    • Pajajaran sirna ing bhumi, atau Pajajaran lenyap dari muka bumi pada tanggal 11 bagian terang bulan wasaka tahun 1511 Saka atau 11 Rabi’ul Awal 978 hijriah atau tanggal 8 mei 1579 M.
    • Sebagai tunas-tunas Pajajaran, muncullah 3 kerajaan Islam di tatar Sunda :
      • Kerajaan Islam Pakungwati Cirebon;
      • Kerajaan Islam Surasowan Banten; dan
      • Kerajaan Islam Sumedanglarang
      Yoseph Iskandar
       
       @sumber : http://sundaneseart.wordpress.com/2008/03/29/sejarah-tanah-sunda/